BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi/ kelompok mayarakat
cukup banyak kita temukan di Indonesia, hal tersebut sangat berguna bagi
masyarakat karena membantu dalam menciptakan masyarakat yang beriman.
Salah satu organisasi adalah
Muhammadiyah, ognanisasi ini merupakan suatu bentuk perlawanan masyarakat
terhadap negara penjajah pada waktu itu, supaya masyarakat lebih tahu bahwa
Indonesia punya andil besar dalam menegakkan tauhid di muka bumi Allah SWT ini.
Muhammadiyah ini adalah organisasi
yang cukup banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia pada zaman sekarag ini baik
kaum awam sampai kepada kalamgan intelektual, organisasi ini merupakan wadah
bagi masyarakat dalam menciptkan kemampuan keilmuan yang mereka miliki karena
sebagian masyarakat di Negara ini adalah orang-orang yang cinta akan
organisasi.
Dalam tulisan yang ringkas ini,
penulis mencoba menguraikan organisasi Muhammadiyah dan Teologinya. supaya lebih jelasnya mari
kita lihat pada bab pembahasan.
BAB II
PEMBAHASAN
MUHAMMADIYAH
A. Sejarah
Lahir Muhammadiyah
Organisasi
Muhammadiyah ini didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh
Kiyai Haji Ahmad Dahlan atas saran yang diajukan oleh murid-muridnya, dan
beberapa orang anggota Budi Utomo untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan
yang bersifat permanen.
Berbicara kita
tentang riwayat hidup pendirinya yaitu, KH Ahmad Dahlan di lahirkan di
Yogyakarta pada tahun1869 dengan nama Muhammad Darwis, anak dari seorang KH
Abubakar bin Kiyai Sulaiman, beliau khatib di mesjid Sultan di kota itu. Ibunya
adalah anak Haji Ibrahim seorang penghulu. Setelah ia menyelesaikan pendidikan dasarnya dalam nahu,
figh, dan tafsir di Yogya dan sekitarnya, ia pergi ke Mekkah tahun 1890 di mana
ia belajar selama setahun. Salah seorang gurunya ialah Syeikh Ahmad Khatib,
sekitar tahun 1903 ia mengunjungi kembali ke tanah suci di mana ia menetap di
sana selama dua tahun lamanya.
KH Ahmad Dahlan
telah menghayati cita-cita pembaharuan sekembalinya dari haji yang pertama.
Tidak dapat kita buktikan dengan pasti, apakah ia sampai pada pemikiran
pembaharuan itu secara perorangan ataukah ia di pengaruhi oleh orang-orang lain
dalam hal ini, dan ia mulai mengintrodusir cita-citanya itu mulanya dengan
mengubah arah orang melakukan shalat kepada kiblat yang sebenarnya yang mana
sebelumnya arah sembahyang biasanya ke Barat.[1]
Mula-mula ajaran
ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat
sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat
mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke
luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk
mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan
kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.
Kelahiran
Muhammadiyah dengan gagasan-gagasan cerdas dan pembaruan dari pendirinya, Kyai
Haji Ahmad Dahlan, didorong oleh dan atas pergumulannya dalam menghadapi
kenyataan hidup umat Islam dan masyarakat Indonesia kala itu, yang juga menjadi
tantangan untuk dihadapi dan dipecahkan. Adapun faktor-faktor yang menjadi
pendorong lahirnya Muhammadiyah ialah antara lain:
- Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi;
- Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat;
- Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman;
- Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme;
- dan Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat
Ada beberapa hal
yang perlu di ketahui tentang Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharu yaitu:
- Pemaknaan dan tujuan Muhammadiyah
Secara harfiah, kata Muhammadiyah
berasal dari kata Muhammad yang
dinisbatkan pada nama rasul terakhir, yakni nabi Muhammad SAW. Dari penamaan
itu terekam suatu cita-cita bahwa gerakan ini akan menjalankan aktifitasnya
dengan meneladani sikap dan kepribadian nabi Muhammad SAW serta mengamalkan
dengan sesungguhnya ajaran yang di bawanya.
Secara terminologi, Persyarikatan
Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang menjalankan dakwah amar makruf nahi
mungkar, berakidah Islam dan bersumber pada al-Qur’an dan Sunnah.
Sebagai suatu organisasi yang menyandang
prediket modernis, sejak awal Muhammadiyah telah menentukan arah dan cita-cita
perjuanganya. Menurut AR. Fakhruddin bahwa KH Ahmad Dahlan pertama sekali
merumuskan tujuan gerakan Muhammadiyah adalah untuk Anyebraken piwucalipun
kanjeng Nabi Muhammad SAW wonten ing Karesidenan Ngayogyakarta (menyebarkan
syariat ajaran nabi Muhammad SAW di lingkungan karesidenan Yogyakarta).
- Latar belakang pemikiran Muhammadiyah
Ada
tiga faktor yang saling mempengaruhi yakni;
Pertama,
Latar balakang pemikiran KH Ahmad Dahlan yang merupakan tokoh protagonist dalam
merancang konsep pembaharuan Muhammadiyah.
Kedua,
Faktor internal umat Islam ketika itu, yakni kondisi keberagaman umat Islam
yang sangat fanatik dan bercorak sinkretisme.
Ketiga,
factor ekternal, yaitu setting sosial-politik yang sedang mencengkram kaum
penjajah.[2]
Dengan demikian,
dapat kita lihat banwa organisasi Muhammadiyah ini didirikan oleh KH Ahmad
Dahlan, seorang putra Indonesia yang akan mencoba merubah pola pikir umat dari
keterkungkungan oleh para penjajah, menuju Islammya yang rasional.
Kegiatan-kegiatan
Muhammadiyah tidaklah tumbuh semata-mata dari buah pikiran pemimpinannya saja.
Pengaruh-pengaruh luar telah kita catat bentuk apresiasi dengan mendirikan
aisyah, diantara pengaruh luar yang lain adalah kegiatan Missionaris Kristen
yang memang telah memasuki jantung pulau Jawa semenjak abad yang lalu.
Muhammadiyah
masuk ke daerah minangkabau memperolah banyak tantangan dari pihak Sumatra
yaitu Tawalib Padang Panjang yang di pengaruhi oleh orang–orang komunis, memang
seperti yang telah kita ketahui bahwa mulai tahun 1922- 1927, tawalib Padang
Panjang berada di bawah pengaruh komunis. Dan pada tahun 1927, Muhammadiyah
mulai mendirikan cabang di berbagai daerah di nusantara ini.
Sejalan dengan
perubahan social dan Iptek secara gradual, secara cepat dan seringkali tak
terduda, gerakan Muhammadiyah di masa depan akan menghadapi berbagai persoalan
yang semakin kompleks. Dakwah dan gerakn Islam akan ditentukan oleh kemampuan
Muhammadiyah dalam menjawab persoalan umat di era modern ini.[3]
B.
Pemikiran
Teologi Muhammadiyah
Ada
beberapa hal cakupan aspek teologi yang di kaji Muhammadiyah yaitu:
1. Sifat-sifat
Tuhan
Bagi Muhammadiyah sifat
Tuhan seperti yang tertulis dan di ketahui dalam Himpunan Putusan Tarjih yaitu
sebagai berikut:
“ Dialah Tuhan yang sebenarnya
yang menciptakan segala sesuatu. Dialah yang wajib, yang awal tanpa permulaan
dan yang akhir tanpa ujung. Tiada satupun yang menyamai-Nya. Yang Esa pada
ketuhanan, sifat dan perbuatannya. Yang hidup, pasti ada dan menciptakan segala yang ada. Yang maha
mendengar lagi maha melihat.”
Dari uraian
diatas, dapat kita perhatikan tentang pemahaman Muhammadiyah terhadap
sifat-sifat Tuhan bahwa, pola pikirnya Muhammadiyah cenderung merujuk pada
pemahaman ulama salaf dengan mengikuti secara mutlak metode akidah di masa
rasulullah dan para sahabat, tanpa terikat dengan segala satu aliran yang ada
dalam Islam.
2. Masalah
perbuatan manusia
Ada dua pendapat yang
membicarakan perbuatan manusia ini yaitu:
Pertama; Memandang
perbuatan manusia tidak di ciptakan Tuhan dalam diri manusia, tetapi manusia
sendirilah yang mewujudkan perbutannya itu dengan daya dan kehendak yang
diciptakan Tuhan. Kedua; perbuatan manusia di ciptakan Tuhan dalam diri
manusia, dengan demikian manusia tidak memiliki kebebasan untuk memilih perbuatan
yang dikehendakinya.
3. Masalah
Takdir
Takdir bagi pemahaman
Muhammadiyah, adalah ketentuan yang di putuskan Tuhan atas segala sesuatu yang
ditetapkan-Nya berdasarkan kehendak-Nya
yang pasti akan terjadi.[4]
DAFTAR
PUSTAKA
Noer Deliar, Gerakan Medern Islam Di Indonesia 1900-1942,
(Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia, 1995)
Noor Syakirman
M., Pemikiran Pembaharuan Muhammadiyah,
(Padang: Baitul Hikmah Press, 2001)
Mulkhan Abdul
Munir, Pemikiran KH Ahmad Dahlan dan
Muhammadiyah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990)
[1] Deliar Noer, Gerakan Medern Islam Di Indonesia 1900-1942,
(Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia, 1995), hal. 84-85
[2] Syakirman M. Noor, Pemikiran Pembaharuan MUhammadiyah,
(Padang: Baitul Hikmah Press, 2001), hal. 21
[3]Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran KH Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1990), hal.121
[4] Syakirman M. Noor, Op. Cit.
60.
0 comments:
Post a Comment