Terima Kasih Telah Mampir Di Blog MUHAMMAD KHAIRUL AMRY. Semoga apa yang sobat cari ditemukan disini. Jangan lupa kritik dan saran untuk perbaikan Blog ini kedepannya. Thankss...
Powered By Blogger

Wednesday 11 February 2015

MAKALAH TENTANG MUHAMMADIYAH



BAB I
PENDAHULUAN

             Organisasi/ kelompok mayarakat cukup banyak kita temukan di Indonesia, hal tersebut sangat berguna bagi masyarakat karena membantu dalam menciptakan masyarakat yang beriman.
            Salah satu organisasi adalah Muhammadiyah, ognanisasi ini merupakan suatu bentuk perlawanan masyarakat terhadap negara penjajah pada waktu itu, supaya masyarakat lebih tahu bahwa Indonesia punya andil besar dalam menegakkan tauhid di muka bumi Allah SWT ini.
            Muhammadiyah ini adalah organisasi yang cukup banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia pada zaman sekarag ini baik kaum awam sampai kepada kalamgan intelektual, organisasi ini merupakan wadah bagi masyarakat dalam menciptkan kemampuan keilmuan yang mereka miliki karena sebagian masyarakat di Negara ini adalah orang-orang yang cinta akan organisasi. 
            Dalam tulisan yang ringkas ini, penulis mencoba menguraikan organisasi Muhammadiyah  dan Teologinya. supaya lebih jelasnya mari kita lihat pada bab pembahasan.


BAB II
PEMBAHASAN

MUHAMMADIYAH
A.    Sejarah Lahir Muhammadiyah
Organisasi Muhammadiyah ini didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh Kiyai Haji Ahmad Dahlan atas saran yang diajukan oleh murid-muridnya, dan beberapa orang anggota Budi Utomo untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan yang bersifat permanen.

Berbicara kita tentang riwayat hidup pendirinya yaitu, KH Ahmad Dahlan di lahirkan di Yogyakarta pada tahun1869 dengan nama Muhammad Darwis, anak dari seorang KH Abubakar bin Kiyai Sulaiman, beliau khatib di mesjid Sultan di kota itu. Ibunya adalah anak Haji Ibrahim seorang penghulu. Setelah ia  menyelesaikan pendidikan dasarnya dalam nahu, figh, dan tafsir di Yogya dan sekitarnya, ia pergi ke Mekkah tahun 1890 di mana ia belajar selama setahun. Salah seorang gurunya ialah Syeikh Ahmad Khatib, sekitar tahun 1903 ia mengunjungi kembali ke tanah suci di mana ia menetap di sana selama dua  tahun lamanya.

KH Ahmad Dahlan telah menghayati cita-cita pembaharuan sekembalinya dari haji yang pertama. Tidak dapat kita buktikan dengan pasti, apakah ia sampai pada pemikiran pembaharuan itu secara perorangan ataukah ia di pengaruhi oleh orang-orang lain dalam hal ini, dan ia mulai mengintrodusir cita-citanya itu mulanya dengan mengubah arah orang melakukan shalat kepada kiblat yang sebenarnya yang mana sebelumnya arah sembahyang biasanya ke Barat.[1]

Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.

Kelahiran Muhammadiyah dengan gagasan-gagasan cerdas dan pembaruan dari pendirinya, Kyai Haji Ahmad Dahlan, didorong oleh dan atas pergumulannya dalam menghadapi kenyataan hidup umat Islam dan masyarakat Indonesia kala itu, yang juga menjadi tantangan untuk dihadapi dan dipecahkan. Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah ialah antara lain:
  1. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi;
  2. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat;
  3. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman;
  4. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme;
  5. dan Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat
Ada beberapa hal yang perlu di ketahui tentang Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharu yaitu:
  1. Pemaknaan dan tujuan Muhammadiyah
Secara harfiah, kata Muhammadiyah berasal dari kata Muhammad yang dinisbatkan pada nama rasul terakhir, yakni nabi Muhammad SAW. Dari penamaan itu terekam suatu cita-cita bahwa gerakan ini akan menjalankan aktifitasnya dengan meneladani sikap dan kepribadian nabi Muhammad SAW serta mengamalkan dengan sesungguhnya ajaran yang di bawanya.

Secara terminologi, Persyarikatan Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang menjalankan dakwah amar makruf nahi mungkar, berakidah Islam dan bersumber pada al-Qur’an dan Sunnah.

Sebagai suatu organisasi yang menyandang prediket modernis, sejak awal Muhammadiyah telah menentukan arah dan cita-cita perjuanganya. Menurut AR. Fakhruddin bahwa KH Ahmad Dahlan pertama sekali merumuskan tujuan gerakan Muhammadiyah adalah untuk Anyebraken piwucalipun kanjeng Nabi Muhammad SAW wonten ing Karesidenan Ngayogyakarta (menyebarkan syariat ajaran nabi Muhammad SAW di lingkungan karesidenan Yogyakarta).

  1. Latar belakang pemikiran Muhammadiyah
Ada tiga faktor yang saling mempengaruhi yakni;
Pertama, Latar balakang pemikiran KH Ahmad Dahlan yang merupakan tokoh protagonist dalam merancang konsep pembaharuan Muhammadiyah.
Kedua, Faktor internal umat Islam ketika itu, yakni kondisi keberagaman umat Islam yang sangat fanatik dan bercorak sinkretisme.
Ketiga, factor ekternal, yaitu setting sosial-politik yang sedang mencengkram kaum penjajah.[2]

Dengan demikian, dapat kita lihat banwa organisasi Muhammadiyah ini didirikan oleh KH Ahmad Dahlan, seorang putra Indonesia yang akan mencoba merubah pola pikir umat dari keterkungkungan oleh para penjajah, menuju Islammya yang rasional.

Kegiatan-kegiatan Muhammadiyah tidaklah tumbuh semata-mata dari buah pikiran pemimpinannya saja. Pengaruh-pengaruh luar telah kita catat bentuk apresiasi dengan mendirikan aisyah, diantara pengaruh luar yang lain adalah kegiatan Missionaris Kristen yang memang telah memasuki jantung pulau Jawa semenjak abad yang lalu.

Muhammadiyah masuk ke daerah minangkabau memperolah banyak tantangan dari pihak Sumatra yaitu Tawalib Padang Panjang yang di pengaruhi oleh orang–orang komunis, memang seperti yang telah kita ketahui bahwa mulai tahun 1922- 1927, tawalib Padang Panjang berada di bawah pengaruh komunis. Dan pada tahun 1927, Muhammadiyah mulai mendirikan cabang di berbagai daerah di nusantara ini.

Sejalan dengan perubahan social dan Iptek secara gradual, secara cepat dan seringkali tak terduda, gerakan Muhammadiyah di masa depan akan menghadapi berbagai persoalan yang semakin kompleks. Dakwah dan gerakn Islam akan ditentukan oleh kemampuan Muhammadiyah dalam menjawab persoalan umat di era modern ini.[3]

B.     Pemikiran Teologi Muhammadiyah  
Ada beberapa hal cakupan aspek teologi yang di kaji Muhammadiyah yaitu:
1.      Sifat-sifat Tuhan
Bagi Muhammadiyah sifat Tuhan seperti yang tertulis dan di ketahui dalam Himpunan Putusan Tarjih yaitu sebagai berikut:
“ Dialah Tuhan yang sebenarnya yang menciptakan segala sesuatu. Dialah yang wajib, yang awal tanpa permulaan dan yang akhir tanpa ujung. Tiada satupun yang menyamai-Nya. Yang Esa pada ketuhanan, sifat dan perbuatannya. Yang hidup, pasti ada  dan menciptakan segala yang ada. Yang maha mendengar lagi maha melihat.”
 Dari uraian  diatas, dapat kita perhatikan tentang pemahaman Muhammadiyah terhadap sifat-sifat Tuhan bahwa, pola pikirnya Muhammadiyah cenderung merujuk pada pemahaman ulama salaf dengan mengikuti secara mutlak metode akidah di masa rasulullah dan para sahabat, tanpa terikat dengan segala satu aliran yang ada dalam Islam.
2.      Masalah perbuatan manusia
Ada dua pendapat yang membicarakan perbuatan manusia ini yaitu:
Pertama; Memandang perbuatan manusia tidak di ciptakan Tuhan dalam diri manusia, tetapi manusia sendirilah yang mewujudkan perbutannya itu dengan daya dan kehendak yang diciptakan Tuhan. Kedua; perbuatan manusia di ciptakan Tuhan dalam diri manusia, dengan demikian manusia tidak memiliki kebebasan untuk memilih perbuatan yang dikehendakinya. 
3.      Masalah Takdir
Takdir bagi pemahaman Muhammadiyah, adalah ketentuan yang di putuskan Tuhan atas segala sesuatu yang ditetapkan-Nya  berdasarkan kehendak-Nya yang pasti akan terjadi.[4]



DAFTAR PUSTAKA

Noer Deliar, Gerakan Medern Islam Di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia, 1995)
Noor Syakirman M., Pemikiran Pembaharuan Muhammadiyah, (Padang: Baitul Hikmah Press, 2001)
Mulkhan Abdul Munir, Pemikiran KH Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990)




[1] Deliar Noer, Gerakan Medern Islam Di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia, 1995), hal. 84-85
[2] Syakirman M. Noor, Pemikiran Pembaharuan MUhammadiyah, (Padang: Baitul Hikmah Press, 2001), hal. 21
[3]Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran KH Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), hal.121
[4] Syakirman M. Noor, Op. Cit. 60.

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.