Terima Kasih Telah Mampir Di Blog MUHAMMAD KHAIRUL AMRY. Semoga apa yang sobat cari ditemukan disini. Jangan lupa kritik dan saran untuk perbaikan Blog ini kedepannya. Thankss...
Powered By Blogger

Saturday, 22 June 2013

FILSAFAT STRUKTURALISME



PEMBAHASAN
A.    Latar Belakang dan Pengertian Strukturalisme
Strukturalisme adalah faham atau pandangan yang menyatakan bahwa semua masyarakat dan kebudayaan memiliki suatu struktur yang sama dan tetap. Strukturalisme juga adalah sebuah pembedaan secara tajam mengenai masyarakat dan ilmu kemanusiaan dari tahun 1950 hingga 1970, khususnya terjadi di Perancis. Strukturalisme berasal dari bahasa Inggris, structuralism; latin struere (membangung), structura berarti bentuk bangunan. Trend metodologis yang menyetapkan riset sebagai tugas menyingkapkan struktur objek-objek ini dikembangkan olerh para ahli humaniora. Strukturalisme berkembang pada abad 20, muncul sebagai reaksi terhadap evolusionisme positivis dengan menggunakan metode-metode riset struktural yang dihasilkan oleh matematika, fisika dan ilmu-ilmu lain.
Strukturalisme sebagai aliran filsafat yang bereaksi terhadap subjektivisme yang didewakan oleh Eksistensialisme mempunyai ciri-ciri:
1.      “Desentralisasi” manusia.
2.      “Kematian” manusia sebagai subjek.
3.      Manusia dibicarakan dalam rangka struktur bahasa, sosial, ekonomi, dan politik.
Strukturalisme sebagai metode berpikir dalam memahami realitas dimulai oleh Ferdinand de Saussure (1857-1913 M), seorang ahli Linguistik yang mempelajari bahasa dari sudut pandang strukturnya.
Menurut Ferdinand de Saussure Strukturalisme memiliki dua pengertian, yaitu:
1.      Strukturalisme adalah metode atau metodologi yang digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu kemanusiaan dengan bertitik tolak dari prinsip-prinsip Linguistik.
2.      Strukturalisme adalah aliran filsafat yang hendak memahami manusia, sejarah dan kebudayaan serta hubungan kebudayaan dengan alam dengan memakai metode struktural. Strukturalisme menyelidiki pola-pola dasar yang tetap dalam berbgai realitas.



B.     Tokoh-Tokoh filsafat Strukturalisme
Adapun tokoh-tokoh filsafat Strukturalisme yang akan dibicarakan adalah Levi-Strauss, Jacques Lacan, Rolannd Barthes, Louis Althusser, dan Michel Foucault.
1.      Claude Levi-Strauss         
Claude Levi-Strauss merupakan pemikir Prancis yang erat kaitannya dengan Strukturalisme. Karena melalui karya-karyanya menjadi suatu aliran yang mendapat identitas sendiri. Bahkan sering juga Strauss sebagai “Bapak Strukturalisme Prancis”.
Ia mengibarkanwarna-warni Strukturalismenya pada beberapa judul bukunya: Struktur Elementer Kekerabatan atau  dua volume Antropologi Struktural. Komitmennya dalam Strukturalisme sangat terus terang dan total.
Strukturalisme adalah sebuah metode yang ia percayai sanggup menjadikan data-data empiris tentang institusi-institusi dalam kekerabatan dan mite-mite lebih dapat dipahami daripada sebelumnya. Pada kenyataannya, Strukturalisme melampaui penjelasan atau penguraian data-data belaka, karena dari data-data tersebut ia mengidentifikasikan sifat dasar spesifik dan universal dari pikiran manusia itu sendiri.
Sistem kekerabatan sebagaimana bahasa juga dikuasai oleh unsur-unsur atau atarun-aturan yang tidak disadari. Struktur simbolik kekerabatan, bahasa dan pertukaran barang menjadi kunci pemahaman tentang kehidupan sosial. Sistem kekerabatan adalah gejala kultural yang didasarkan atas incest, dan hubungan ini bukanlah suatu gejala yang alami.
2.      Jacques Lacan (1901-1981 M)
Lacan menerapkan metode Strukturalis untuk menganalisa pemikiran Freud. Semboyannya “kembalilah kepada Freud”. Bertitik tolak dari psikoanalisa Freud ia mengungkapkan bahwa:
a.       Manusia tidak dikuasai oleh unsur kesadaran, tetapi oleh unsur ketidak sadaran. Ketidak sadaran merupakan stuktur yang menguasai manusia.
b.      Mimpi, gejala, salah tindak merupakan siqnificant.
c.       Ketidak sadaran merupakan logos yang mendahului manusia dan manusia menyesuaikan diri dengannya.
Kesadaran manusia tidak dipandang sebagai pusat manusia yang mutlak dan otonom. Manusia seakan tergeser dari pusatnya. Freud menyatakan: “manusia tidak lagi tuan dan penguasa dalam rumahnya sendiri.”
Teori psikoanalitik Lacan untuk sebagian didasarkan pada penemuan Antropologi dan Linguistik Struktural. Salah satu keyakinan utama teori ini adalah bahwa bahwa ketidaksadaran merupakan struktur tersembunyi yang mirip dengan bahasa.
Lacan menegaskan bahwa ia merujuk kembali kepada Freud dalam artian ia mempertahankan dan mengembangkan konsep-konsep utama Freud untuk menciptakan  sisitem berpikir baru. Seorang analisis harus menghubungkan diri dengan ketidaksadaran dan ini berarti ia harus menjadi praktisi bahasa ketidaksadaran. Ketidaksadaran menurut Lacan adalah muncul dalam bentuk mimpi, kelakar, keseleo lidah. Ketidaksadaran memiliki struktur yang mirip bahasa. Bahkan Lacan mengatakan bahwa bahasa merupakan kondisi bagi ketidaksadaran, bahasa menciptakan dan membangkitkan ketidaksadaran.
3.      Roland Barthes (1915-1980 M)
Roland Barthes adalah pemikir yang ikut meramaikan pemikiran kesustraan. Ia adalah petualang dalam perumusan prinsip-prinsip baru untuk memahami kesustraan, dan selalu provokatif menyingkirkan yang dirasakannya sudah usang.
Karya Barthes The Fashion Syistem menjelaskan beberapa aspek pendekatan struktural atau semiotik terhadap analisis gejala sosial. Barthes memobilisasikan semua sumber daya teori Linguistik – khususnya bahasa sebagai suatu sistem perbedaan – untuk dapat mengenali bahasa mode dalam telaahnya tentang mode. Barthes menerapkan metode strukturalis untuk menganalisis perkembangan mode pakaian wanita. Mode pakaian sebagaimana bahasa juga memiliki struktur yang ditandai oleh sistem relasi-relasi dan oposisi-oposisi.
4.      Louis Althusser (1918-1990 M)
Althusser dikenal dengan sikap anti-humanisme. Althusser menentang                  gagasan bahwa individu itu ada sebelum munculnya kondisi-kondisi sosial. Kemudian dengan menggambarkan masyarakat sebagai suatu kesatuan struktural yang tersusun dari tingkatan-tingkatan otonom yang cara artikulasinya atau efektivitasnya ditentukan oleh ekonomi.
Menurut Louis Althusser manusia dalam pandangan Das Kapital telah tergeser dari pusatntya, manusia merupakan produk sekaligus sebagai dikuasai oleh struktur-struktur sosiso-ekonomi yang berasal dari luar dirinya, manusia bukan subjek otonom.
C.     Ciri-ciri Strukturalisme
Ciri-ciri Strukturalisme adalah pemusatan pada deskripsi keadaan aktual objek melalui penyelidikan, penyingkapan tabiat, sifat-sifat yang terkait dengan suatu hal melalui pendidikan. Ciri-ciri itu bisa dilihat dari beberapa hal; hirarki, komponen atau unsur-unsur, terdapat metode, model teoritis yang jelas dan distingsi yang jelas.
Para ahli strukturalisme menentang eksistensialisme dan fenomenologi yang mereka anggap terlalu individualistis dan kurang ilmiah. Salah satu yang terkenal adalah pandangan Maurice Meleau-Ponty yang menentang fenomenologi dan eksistensialisme tubuh manusia. Pounty menekankan bahwa hal yang fundamental dalam identitas manusia adalah bahwa kita adalah objek-objek fisik yang masing-masing memiliki kedudukan yang berbeda-beda dan unik dalam ruang dan waktu

PENUTUP
Strukturalisme adalah faham atau pandangan yang menyatakan bahwa semua masyarakat dan kebudayaan memiliki suatu struktur yang sama dan tetap
Strukturalisme sebagai aliran filsafat yang bereaksi terhadap subjektivisme yang didewakan oleh Eksistensialisme mempunyai ciri-ciri:
1.      “Desentralisasi” manusia.
2.      “Kematian” manusia sebagai subjek.
3.      Manusia dibicarakan dalam rangka struktur bahasa, sosial, ekonomi, dan        politik

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. Filsafat Manusia Memahami Manusia Melalui Filsafat. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 2009
Lorens Bagus., Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia), 2000
Munir, Misnal. Aliran-aliran  utama filsafat barat kontemporer. (Yogyakarta: LIMA). 2008
http://id.wikipedia.org/wiki/Strukturalisme

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.