PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang dan Pengertian Strukturalisme
Strukturalisme adalah faham atau pandangan yang menyatakan bahwa
semua masyarakat dan kebudayaan
memiliki suatu struktur yang sama dan tetap. Strukturalisme juga adalah sebuah pembedaan secara tajam mengenai
masyarakat dan ilmu kemanusiaan dari tahun 1950 hingga 1970, khususnya terjadi
di Perancis. Strukturalisme berasal dari bahasa Inggris, structuralism;
latin struere (membangung), structura berarti bentuk bangunan.
Trend metodologis yang menyetapkan riset sebagai tugas menyingkapkan struktur
objek-objek ini dikembangkan olerh para ahli humaniora. Strukturalisme
berkembang pada abad 20, muncul sebagai reaksi terhadap evolusionisme positivis
dengan menggunakan metode-metode riset struktural yang dihasilkan oleh
matematika, fisika dan ilmu-ilmu lain.
Strukturalisme
sebagai aliran filsafat yang bereaksi terhadap subjektivisme yang didewakan
oleh Eksistensialisme mempunyai ciri-ciri:
1.
“Desentralisasi” manusia.
2.
“Kematian” manusia sebagai subjek.
3.
Manusia dibicarakan dalam rangka struktur bahasa,
sosial, ekonomi, dan politik.
Strukturalisme
sebagai metode berpikir dalam memahami realitas dimulai oleh Ferdinand de Saussure
(1857-1913 M), seorang ahli Linguistik yang mempelajari bahasa dari sudut
pandang strukturnya.
Menurut
Ferdinand de Saussure Strukturalisme memiliki dua pengertian, yaitu:
1.
Strukturalisme adalah metode atau metodologi yang
digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu kemanusiaan dengan bertitik tolak dari
prinsip-prinsip Linguistik.
2.
Strukturalisme adalah aliran filsafat yang hendak
memahami manusia, sejarah dan kebudayaan serta hubungan kebudayaan dengan alam
dengan memakai metode struktural. Strukturalisme menyelidiki pola-pola dasar
yang tetap dalam berbgai realitas.
B.
Tokoh-Tokoh filsafat Strukturalisme
Adapun
tokoh-tokoh filsafat Strukturalisme yang akan dibicarakan adalah Levi-Strauss,
Jacques Lacan, Rolannd Barthes, Louis Althusser, dan Michel Foucault.
1.
Claude Levi-Strauss
Claude Levi-Strauss merupakan pemikir Prancis yang erat kaitannya dengan
Strukturalisme. Karena melalui karya-karyanya menjadi suatu aliran yang mendapat
identitas sendiri. Bahkan sering juga Strauss sebagai “Bapak Strukturalisme
Prancis”.
Ia mengibarkanwarna-warni Strukturalismenya pada
beberapa judul bukunya: Struktur
Elementer Kekerabatan atau dua
volume Antropologi Struktural.
Komitmennya dalam Strukturalisme sangat terus terang dan total.
Strukturalisme adalah sebuah metode yang ia percayai
sanggup menjadikan data-data empiris tentang institusi-institusi dalam
kekerabatan dan mite-mite lebih dapat dipahami daripada sebelumnya. Pada
kenyataannya, Strukturalisme melampaui penjelasan atau penguraian data-data
belaka, karena dari data-data tersebut ia mengidentifikasikan sifat dasar
spesifik dan universal dari pikiran manusia itu sendiri.
Sistem kekerabatan sebagaimana bahasa juga dikuasai
oleh unsur-unsur atau atarun-aturan yang tidak disadari. Struktur simbolik
kekerabatan, bahasa dan pertukaran barang menjadi kunci pemahaman tentang
kehidupan sosial. Sistem kekerabatan adalah gejala kultural yang didasarkan
atas incest, dan hubungan ini bukanlah suatu gejala yang alami.
2.
Jacques Lacan (1901-1981 M)
Lacan
menerapkan metode Strukturalis untuk menganalisa pemikiran Freud. Semboyannya
“kembalilah kepada Freud”. Bertitik tolak dari psikoanalisa Freud ia
mengungkapkan bahwa:
a.
Manusia tidak dikuasai oleh unsur kesadaran, tetapi
oleh unsur ketidak sadaran. Ketidak sadaran merupakan stuktur yang menguasai
manusia.
b.
Mimpi, gejala, salah tindak merupakan siqnificant.
c.
Ketidak sadaran merupakan logos yang mendahului
manusia dan manusia menyesuaikan diri dengannya.
Kesadaran
manusia tidak dipandang sebagai pusat manusia yang mutlak dan otonom. Manusia
seakan tergeser dari pusatnya. Freud menyatakan: “manusia tidak lagi tuan dan
penguasa dalam rumahnya sendiri.”
Teori
psikoanalitik Lacan untuk sebagian didasarkan pada penemuan Antropologi dan
Linguistik Struktural. Salah satu keyakinan utama teori ini adalah bahwa bahwa
ketidaksadaran merupakan struktur tersembunyi yang mirip dengan bahasa.
Lacan
menegaskan bahwa ia merujuk kembali kepada Freud dalam artian ia mempertahankan
dan mengembangkan konsep-konsep utama Freud untuk menciptakan sisitem berpikir baru. Seorang analisis harus
menghubungkan diri dengan ketidaksadaran dan ini berarti ia harus menjadi
praktisi bahasa ketidaksadaran. Ketidaksadaran menurut Lacan adalah muncul
dalam bentuk mimpi, kelakar, keseleo lidah. Ketidaksadaran memiliki struktur
yang mirip bahasa. Bahkan Lacan mengatakan bahwa bahasa merupakan kondisi bagi
ketidaksadaran, bahasa menciptakan dan membangkitkan ketidaksadaran.
3. Roland
Barthes (1915-1980 M)
Roland
Barthes adalah pemikir yang ikut meramaikan pemikiran kesustraan. Ia adalah
petualang dalam perumusan prinsip-prinsip baru untuk memahami kesustraan, dan
selalu provokatif menyingkirkan yang dirasakannya sudah usang.
Karya
Barthes The Fashion Syistem
menjelaskan beberapa aspek pendekatan struktural atau semiotik terhadap
analisis gejala sosial. Barthes memobilisasikan semua sumber daya teori
Linguistik – khususnya bahasa sebagai suatu sistem perbedaan – untuk dapat
mengenali bahasa mode dalam telaahnya tentang mode. Barthes menerapkan metode
strukturalis untuk menganalisis perkembangan mode pakaian wanita. Mode pakaian
sebagaimana bahasa juga memiliki struktur yang ditandai oleh sistem
relasi-relasi dan oposisi-oposisi.
4. Louis
Althusser (1918-1990 M)
Althusser dikenal dengan sikap anti-humanisme.
Althusser menentang
gagasan bahwa individu itu ada sebelum munculnya kondisi-kondisi sosial.
Kemudian dengan menggambarkan masyarakat sebagai suatu kesatuan struktural yang
tersusun dari tingkatan-tingkatan otonom yang cara artikulasinya atau
efektivitasnya ditentukan oleh ekonomi.
Menurut Louis Althusser manusia dalam pandangan Das Kapital telah tergeser dari
pusatntya, manusia merupakan produk sekaligus sebagai dikuasai oleh struktur-struktur
sosiso-ekonomi yang berasal dari luar dirinya, manusia bukan subjek otonom.
C. Ciri-ciri
Strukturalisme
Ciri-ciri
Strukturalisme adalah pemusatan pada deskripsi keadaan
aktual objek melalui
penyelidikan, penyingkapan tabiat, sifat-sifat yang terkait dengan suatu hal
melalui pendidikan. Ciri-ciri
itu bisa dilihat dari beberapa hal;
hirarki, komponen atau
unsur-unsur, terdapat metode, model teoritis yang jelas
dan distingsi yang jelas.
Para
ahli strukturalisme menentang eksistensialisme dan fenomenologi yang mereka anggap terlalu individualistis dan kurang ilmiah. Salah satu yang terkenal adalah pandangan Maurice
Meleau-Ponty yang menentang fenomenologi dan eksistensialisme tubuh manusia.
Pounty menekankan bahwa hal yang fundamental dalam identitas manusia adalah bahwa
kita adalah objek-objek fisik yang masing-masing memiliki kedudukan yang
berbeda-beda dan unik dalam ruang dan waktu
PENUTUP
Strukturalisme adalah faham atau pandangan yang menyatakan bahwa
semua masyarakat dan kebudayaan
memiliki suatu struktur yang sama dan tetap
Strukturalisme
sebagai aliran filsafat yang bereaksi terhadap subjektivisme yang didewakan
oleh Eksistensialisme mempunyai ciri-ciri:
1.
“Desentralisasi” manusia.
2.
“Kematian” manusia sebagai subjek.
3.
Manusia dibicarakan dalam rangka struktur bahasa,
sosial, ekonomi, dan politik
DAFTAR
PUSTAKA
Abidin, Zainal. Filsafat Manusia Memahami Manusia Melalui Filsafat. (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya), 2009
Lorens Bagus., Kamus Filsafat,
(Jakarta: Gramedia), 2000
Munir, Misnal. Aliran-aliran utama filsafat barat kontemporer.
(Yogyakarta: LIMA). 2008
http://id.wikipedia.org/wiki/Strukturalisme
0 comments:
Post a Comment