A.
Latar belakang
Etika
islam merupakan suatu moral atau perilaku dalam islam yang harus dimilki oleh
setiap muslim dalam menjalankan setiap aktifitasnya sehari-hari yang
bersumberkan pada al-Quran dan sunnah rasulullah saw.
Etika
juga merupakan suatu ajaran moral atau usaha manusia untuk memakai akal budi
dan daya untuk memecahkan bagaimana ia harusbersikap kalau ia mau menjadi orang
yang baik yang sesuai dengan karakteristik etika islam.
B.
Tujuan
1. Memenuhitugas
kepada pembimbing mata kuliah akhlak
2. Untuk
mengetahui apa saja kriteria yang ada dalam Etika Islam itu agar lebih
memantapkan pemahaman orang tentang hal ini
KARAKTERISTIK ETIKA
ISLAM
A.
Al-Quran
dan Sunnah Sumber Islam
Sebagai
sumber moral atau pedoman hidup dalam islam yang menjelaskan kriteria baik
buruknya sesuatu perbuatan adalah alquran dan sunnah rasulullah saw. Kedua
dasar itulah yang menjadi landasan dan sumber ajaran islam secara keseluruhan
sebagai pola hidup dan menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk.
Al-qurannul
Karim bukanlah hasil renungan manusia melainkan Firman Allah yang Maha Pandai
dan Bijaksana. Oleh sebab itu setiap muslim berkeyakinan bahwa ajaran kebenaran
terkandung didalam kitabullah al-Quran yang tidak akan dapat ditandingi oleh
pikiran manusia.
Sebagaimana
firman Allah:
Artinya: Sesungguhnya telah datang kepadamu sekalian
dari hadirat Allah, suatu cahaya yang terang dan kitab yang menerangkan.
Dengan(kitab) itu Allah menunjuki orang yang menurut keridhaan-Nya kepada jalan
kesejahteraan, dan kitab itu mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya
yang terang dengan izin-Nya dan kitab itu menunjuki mereka kepada jalan yang
lurus.( Qs al-maidah:15-16)
Sebagai
pedoman kedua sesudah al-Quran adalah Hadits Rasulullah saw. (Sunnah Rasul)
yang meliputi perkataan dan tingkah laku beliau. Hadits nabi saw juga dipandang
sebagai lampiran penjelaan dari al-Quran.
Hadits
sebagai pedoman hidup muslim dijelaskan dalam al-Quran:
Dan apa yang didatangkan oleh rasul kepadamu
ambillah olehmu fdan apa yang dilarangnya kepada kamu jauhilah.(QS.al-Hasyr:7)
Maka telah
jelaslah bahwa al-Quran dan sunnah rasul adalah pedoman hidup yang menjadi azas
bagi setiap muslim dan merupakan sumber moral dalam islam.
B.Kedudukan
Akal Dan Naluri
Berbeda
dengan teori etika yang memandang bahwa akal dan nalurilah yang menjadi dasar
menentukan baik dan buruknya akhlak, maka ajaran etika islam berpendirian
sebagai berikut:
a.
Akal
dan naluri manusia adalah anugerah Allah
b.
Akal
pikiran manusia terbatas sehingga pengetahuan manusia pun tidak akan mampu
memecahkan seluruh masalah yang maujud ini:
Dan
tidaklah kamu diberikan pengetahuan, melainkan sedikit sekali.(QS.al-isra’:85)
Karena itu akal masih memerlukan bimbingan dan
cahaya petunjuk dari sumber kebenaran yang mutlak yang lebih utama yakni wahyu
atau kitabullah. Hanya akal yang dipancari oleh cahaya al-Quran dan petunjuk
rasul akan memperoleh kedudukan yang tepat dan akan dapat menemukan
kedudukannya yang benar dan tepat.
c.
Naluri
manusia pun harus mendapatkan pengarahan dari petunjuk Allah yang dijelaskan
dalam kitab-Nya. Jika tidak, naluri itu akan salah dala penyalurannya. Misalnya
naluri makan, naluri seksual, naluri berjuang dan lain-lainnya, jika
diperturutkan begitu saja akan menimbulkan kerusakan. Tetapi jika diarahkan
menurut petunjuk-Nya, niscaya akan tetap berjalan diatas fitrahnya yang suci.
d.
Demikianlah
kedudukan naluri dan akal dalam pandangan Etika Islam, bahwa keduanya perlu
dimanfaatkn dan disalurkan sebaik-baiknya dengan bimbingan dan pengarahan yang ditetapakan
dalam al-Quran dan Sunnah Nabi saw.
C.Motivasi Iman
Tindakan
dan pekerjaan manusia selalu didorong oleh suatu motivasi tertentu. Motivasi
itu bermacam-macam, ada yang karena kepentingan kekayaan, ingin masyur namanya
dan lain sebagainya. Adapun dalam pandangan islam yang menjadi pendorong yang
paling dalam dan paling kaut untuk melakukan sesuatu amal perbuatan yang baik
adalah aqidah, iman yang terpatri dalam hati. Iman itulah yang membuat seorang
muslim ikhlas, mau bekerja (beramal)keras bahkan rela berqurban. Iman itulah
sebagai motivasi dan kekuatan penggerak yang paling ampuh dalam pribadinya yang
membuat dia tidak dapat diam dari melakukan kegiatan kebajikan dan amal shaleh.
Jika
“motor iman” itu bergerak maka keluarlah produksinya yaitu amal shaleh dan
akhlaqul karimah. Dengan demikian hanya dari jiwa yang dihayati iman dapat
diharapkan memancar kebaikan dan kebajikan yang sebenarnya. Kebaikan yang lahir
tanpa bersumber kepada keimanan, adalah kebaikan yang tidak mendapatkan
penilaian dari Allah. Dengan iman itulah maka seorang mukmin selalu antusias
berbuat baik sebanyak-banyaknya. Sabda rasulullah saw.
Sekali-kali tidaklah seorang mukmin akan merasa
kenyang atau puas mengerjakan kebaikan, menjelang puncaknya memasuki surga.(H.R Tirmidzi)
D. Mata Rantai Akhlak
Dengan motivasi iman, terdoronglah
seorang mukmin mengerjakan kebaikan sebanyak-banyaknya menurut kemampuan
tenaganya. Dalam memanifestasikan iman tersebut terdapat “mata rantai” yang
berkaitan dengan realisasinya, yakni: niat(keikhlasan) dalam hati dan
pembuktian dengan amal perbuatan yang dilaksanakan oleh anggota tubuh.
Sebelum melakukan
suatu tindakan harus didahului dengan niat untuk apa pekerjaan itu dilakukan.
Dalam hubungan ini islam menggariskan perbuatan niat yang perbuatan itu
dilakukan semata-mata ikhlas karena Allah.
Demikian rasulullah
menggariskan:
Sesungguhnya
amal itu menurut niat dan sesungguhnya bagi manusia(akan memperoleh
sesuatu)menurut apa yang diniatkan.(Muttafaq ‘alaih)
Setelah niat itu terpasang
baik dalam hati, bergeraklah anggota tubuh(jasmani) mengerjakan kebaikan
memprodusir kebajikan sesuai dengan yang diniatkan itu. Dengan perkataan lain
bahwa hanyalah perbuatan yang disertai niat, yang dapat diterima dan dapat
dipertanggung jawabkan. Amal tanpa niat tidak mendapatkan penilaian dalam Etika
Islam
E. Tujuan Luhur Etika
Islam
Sesuai dengan pola hidup yang
diajarkan islam, bahwa seluruh kegiatan hidup atau kematian sekalipun
semata-semata dipersembahkan kepada Allah. Ucapan yang selalu dinyatakan dalam
do’a iftittah shalat merupakan bukti nyata bahwa tujuan yang tertinggi dari
segala tingkah laku menurut pandangan Etika Islam adalah mendapatkan ridha
Allah swt.
Jika seorang muslim mencari rezki
bukanlah sekedar untuk mengisi perut bagi diri dan keluarganya. Pada hakikatnya
dia mempunyai tujuan yang lebih tinggi atau tujuan filosofis. Dia mencari rezki
untuk memenuhi hajat hidupnya itu barulah tujuan yang dekat dan masih ada
tujuan yang lebih tinggi lagi. Dia mencari rizki untuk mendapatkan makanan guna
membina kesehatan rohani dan jasmani, sedangkan tujuan membina kesehatan itu
ialah supaya kuat beribadah dan beramal, yang dengan amal ibadah itulah dia
dapat mencapai tujuan yang terakhir yakni ridha Allah swt. Jika dia belajar
bukan hanay sekedar untuk memiliki ilmu. Ilmu itu akan menjadi “Jembatan Emas”
dalam membina taqwa dan taqarrub kepada Allah swt. Supaya menjadi insane yang
diliputi ridha illahi. Tegasnya segala niat dan gerak-gerik bathin dan tindakan
lahir dalam Etika Islam. Haruslah selalu terarah kepada ridha Allah., dan jalan
taqwa yang ditempuhnya itulah jalan yang lurus.
Ridha Allah itulah yang menjadi
kunci kebahagiaan yang kekal dan abadi yag dijanjikan Allah dan yang dirindukan
oleh setiap manusia beriman. Tanpa ridha Allah maka kebahagiaan abadi dan
sejati (surga) tidak akan daapt diraih. Panggilan ini dikemukakan Allah dalam
al-Quran:
Hai jiwa yang tenang tentram!
Kembalilah kepada tuhanmu dalam keadaan senang(kepada tuhan0 dan disenangi (oleh
Tuhan)! Sebab itu, masuklah kedalam hamba-hamba-Ku! Dan masuklah kedalam
surge-Ku.(QS. Al-Fajr:27-30)
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Yang menjadi
karakteristik Etika Islam itu adalah:
·
Al-Quran
dan Sunnah Sumber Moral
·
Kedudukan
akal dan naluri
·
Motivasi
Iman
·
Mata
Rantai Akhlak
·
Tujuan
Luhur Etika Islam
Beberapa poin di ataslah yang dijadikan ukuran untuk
menentukan sikap mana yang baik dan
buruknya. Setiap apa yang kita lakukan harus bersumber pada al-Quran dan sunnah
rasulullah.
B.
Saran
Banyak lagi referensi
mengenai Karakteristik Etika Islam ini dan penulis menyadari masih banyak lagi
kekurangan-kekurangannya untuk itu penulis berharap ada kritikan atau saran
yang membangun. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Ya’qub, Hamzah.1993.
Etika Islam Pembinaan Akhlaqul Karimah. Bandung: Diponegoro
1 comments:
HARAP KOMEN DITINGGALKAN YA SOB SAAT ATAU SUDAH SELESAI MEMABCANYA
Post a Comment